Halaman

Kelompok Penyusun Filsafat Hukum

1. Chris Aryadi (2007200063)
2. Randy Raynaldo (2007200065)
3. Michael linggacahya ( 2007200124 )
4. William Sanjaya (2007200007)
5. Jefta Prawira (2007200202)
6. Disa (2008200164)

Jumat, 24 September 2010

EPISTIMOLOGI RASIONALISME


Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan satu-satunya yang benar adalah dari rasio (akal atau budi). Tokoh yang terpenting aliran rasionalisme adalah Rene Descartes. Rene Descartes (1596-1650) dijuluki Bapak Rasionalisme Modern. Penganut aliran ini dinamakan Cartesian. Ucapannya yang dikenal adalah “Cogito Ergo Sum” yang artinya ”Aku berfikir maka aku ada”. Menurutnya Rasio adalah indicator kebenaran yang Universal (logika), bahkan indicator baik-buruk secara moralitas (etika). Menurutnya ada atau tidak ada itu tergantung dari rasio. Ungkapan ini mempunyai makna lebih dari sekedar pengertian harafiah. Dengan ungkapan itu hendak dinyatakan metode yang dianut Descartes adalah metode kesangsian. Descartes mengatakan bahwa segalanya harus disangsikan secara radikal, dan tidak boleh diterima begitu saja. Kalau suatu kebenaran tahan terhadap kesangsian (artinya tidak disangsikan lagi), itulah kebenaran yang sesungguhnya dan harus menjadi fundamen  bagi ilmu pengetahuan. Pemikiran aliran ini berangkat dari intuisi (sesuatu yang tak terbantahkan) dan cara berpikirnya Deduktif. Cara berpikirnya juga Apriori artinya mendahului kenyataan atau seperti prediksi. Menganut kebenaran koherensi.
Itulah sebabnya Cogito Ergo Sum harus diartikan sebagai : saya yang sedang sangsi, ada. Bagi Descartes, berpikir berarti menyadari. Jika saya menyangsikan maka saya menyadari sungguh-sungguh bahwa saya menyangsikan. Kebenaran itu pasti sebab saya mengerti dengan jelas dan terpilah-pilah (clearly and distinctly).
Menurut Descartes, dalam diri manusia terdapat tiga ide bawaan sejak lahir, dan itulah yang merupakan kebenaran. Ketiga ide bawaan itu adalah pikiran, Allah dan keluasan.

Tidak ada komentar: